
Jakarta, 5 Mei 2025 — PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL), anak usaha BUMN Pelabuhan Indonesia (Pelindo), terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan penyandang disabilitas di Indonesia. Komitmen ini diwujudkan melalui berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP)+3liputan6.com+3Instagram+3
Program KEDIP: Mendorong Kemandirian UMKM Disabilitas
Salah satu inisiatif unggulan adalah Program Kelompok Disabilitas Produktif (KEDIP). Tujuannya adalah meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas lewat pelatihan di bidang UMKM.
Program ini menyediakan bantuan sarana usaha, modal, serta pelatihan pemasaran, penggunaan media sosial, branding, pengemasan, dan pencatatan keuangan. Peserta juga dibimbing untuk mengurus legalitas usaha, termasuk penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB).
Pendampingan intensif diberikan agar usaha peserta bisa berkelanjutan.
Bukamatanews.id+3liputan6.com+3Antara News+3
Direktur Keuangan, SDM, & Manajemen Risiko SPSL, Herman Susilo, menyatakan bahwa program ini membuka akses ekonomi yang lebih luas bagi penyandang disabilitas.
“Kami percaya pemberdayaan harus berkelanjutan, bukan sekadar bantuan. Program-program ini bertujuan menciptakan kemandirian ekonomi bagi saudara-saudara disabilitas, agar mereka bisa berdaya dan produktif di tengah masyarakat,” ujarnya.
Antara News+2liputan6.com+2
Holimah (46), salah satu penerima manfaat, menyampaikan terima kasih atas dukungan melalui Program KEDIP.
“Kami berterima kasih kepada Pelindo Solusi Logistik atas bantuan ini. Semoga bantuan ini membantu kami meningkatkan kapasitas usaha dan menjangkau saudara-saudara lain yang membutuhkan,” ujarnya.
liputan6.com+1Instagram+1
Program PIJAR: Pelatihan Pijat Profesional bagi Tuna Netra
Selain KEDIP, SPSL juga meluncurkan Program PIJAR (Pijat Netra Berdikari). Program ini memberikan pelatihan pijat profesional kepada penyandang tunanetra.
Materi pelatihan mencakup sosialisasi, teknik pijat, pemberian alat pendukung, penyediaan seragam, serta sertifikasi dari Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni).
Antara News+2liputan6.com+2
Dedy (37), salah satu peserta, merasa program ini memberikan lebih dari sekadar pelatihan.
“Kami merasa dihargai dan diberdayakan. Dengan keterampilan ini, saya tidak lagi bergantung pada orang lain. Saya bisa mandiri dan percaya diri untuk memulai usaha sendiri,” tuturnya.
Antara News+2liputan6.com+2Bukamatanews.id+2
Program Maju Bersama: Pelatihan UMKM Disabilitas di Sulawesi Selatan
Di Sulawesi Selatan, Pelindo Regional IV Makassar bekerja sama dengan Alunjiva Indonesia dalam Program Maju Bersama. Program ini memberikan pelatihan kewirausahaan bagi pelaku UMKM disabilitas di kawasan Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar).
Pelatihan mencakup digitalisasi usaha, pengaturan keuangan, strategi pemasaran, serta konsultasi psikologis untuk mendukung kesehatan mental peserta.
Antara News+1Bukamatanews.id+1
General Manager Pelindo IV, Iwan Sjarifuddin, menyatakan bahwa program ini merupakan langkah nyata menciptakan inklusi ekonomi.
“Setiap usaha yang diberdayakan adalah harapan baru. Kemampuan tidak terbatas pada fisik, tetapi pada semangat dan inovasi,” ujarnya.
Antara News+1Bukamatanews.id+1
Program Sahabat Inspiratif Pelindo: Persiapan Mahasiswa Disabilitas Menghadapi Dunia Kerja
Pelindo juga meluncurkan program pelatihan soft skill dan hard skill untuk 69 mahasiswa tingkat akhir serta fresh graduate penyandang disabilitas dari seluruh Indonesia.
Pelatihan ini meliputi keterampilan teknis seperti teknologi digital dan manajemen data, serta penguatan kepercayaan diri dan kemampuan komunikasi. Program dilaksanakan melalui grup WhatsApp, learning management system (LMS), dan pertemuan virtual.
Antara News+1
Direktur SDM dan Umum Pelindo, Ihsanuddin Usman, menyatakan bahwa program ini dirancang untuk menyiapkan peserta menghadapi dunia kerja.
“Kami berharap program ini dapat memberdayakan penyandang disabilitas agar lebih siap bersaing di pasar tenaga kerja,” katanya.
Antara News
Melalui berbagai program tersebut, Pelindo menunjukkan bahwa keberpihakan terhadap penyandang disabilitas bukan hanya soal kepedulian sosial. Ini adalah bentuk investasi untuk masa depan Indonesia yang lebih inklusif dan adil.