
Latar Belakang Kasus Ahmad Dhani Dipolisikan Rayen Pono
Pada 23 April 2025, musisi Rayen Pono resmi melaporkan Ahmad Dhani ke Bareskrim Mabes Polri. Laporan tersebut terkait dugaan penghinaan terhadap marga “Pono”, yang merupakan marga khas dari wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Laporan itu telah teregister secara resmi dengan nomor LP/B/188/IV/2025/SPKT/Bareskrim Mabes Polri. Rayen menyebut bahwa penggunaan kata yang menyerempet nama marganya dalam forum publik telah menyinggung identitas budaya keluarganya.
Kronologi Perseteruan
Insiden bermula dari acara debat terbuka soal royalti musik yang digelar pada 10 April 2025 di Artotel Ruang Bagaspati, Senayan, Jakarta. Dalam undangan acara tersebut, Ahmad Dhani diduga menyebut Rayen Pono dengan nama ejekan “Rayen Porno”, yang kemudian memicu kemarahan Rayen dan komunitas yang merasa terhina dengan penyimpangan nama tersebut. Peristiwa ini segera viral di media sosial, memicu perdebatan sengit dan memunculkan solidaritas dari beberapa rekan musisi terhadap Rayen.
Respons Ahmad Dhani
Hingga saat ini, Ahmad Dhani belum memberikan pernyataan resmi atas laporan polisi tersebut. Namun dalam sesi debat yang sama sebelumnya, ia sempat melontarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut bahwa penyanyi yang menyanyikan lagu tanpa izin pencipta adalah “maling”. Setelah menuai kecaman, Dhani akhirnya menyampaikan permintaan maaf terbuka, meskipun tidak secara langsung menyinggung nama Rayen atau perihal dugaan penghinaan tersebut.
Konteks Lebih Luas: Polemik Royalti Musik Nasional
Kasus ini muncul di tengah konflik besar seputar hak cipta dan royalti musik di Indonesia. Sebanyak 29 musisi ternama, termasuk Ariel NOAH dan Armand Maulana, menggugat Undang-Undang Hak Cipta ke Mahkamah Konstitusi (MK). Mereka memperjuangkan hak penyanyi untuk tetap dapat membawakan lagu ciptaan orang lain tanpa izin langsung dari pencipta, asalkan royalti tetap dibayarkan.
Ahmad Dhani menanggapi gugatan itu dengan menyebutnya sebagai tindakan “kekanak-kanakan”. Komentarnya menambah ketegangan antara pencipta lagu dan para penyanyi di industri musik.
Penutup
Kasus ini menyoroti ketegangan lama soal kepemilikan karya dan pembagian royalti. Laporan Rayen terhadap Dhani bukan hanya soal pribadi, tapi juga menyentuh isu identitas dan budaya. Proses hukum yang sedang berjalan kini dinanti publik. Perkembangannya dapat berdampak besar pada regulasi hak cipta ke depan.