
Tangerang, 10 Juni 2025 — Seorang mahasiswa Universitas Buddhi Dharma, Tangerang, ditemukan tewas gantung diri di area tangga kampus pada Senin pagi, 9 Juni 2025. Kejadian ini mengejutkan banyak pihak, termasuk civitas akademika dan rekan-rekan korban yang mengetahui kabar tersebut melalui media sosial dan informasi dari pihak kampus.
Ditemukan oleh Petugas Kebersihan
Jenazah pertama kali ditemukan oleh seorang petugas kebersihan sekitar pukul 06.30 WIB. Saat itu, korban sudah dalam kondisi tergantung menggunakan tali yang terikat pada besi tangga darurat di salah satu gedung kampus. Petugas kebersihan yang menemukan korban langsung melaporkan kejadian ini ke pihak keamanan kampus, yang kemudian menghubungi kepolisian sektor Tangerang.
“Awalnya saya kira itu boneka atau alat praktik, tapi pas saya lihat lebih dekat, ternyata itu mahasiswa. Saya langsung lari lapor ke satpam,” ungkap salah satu petugas kebersihan yang enggan disebut namanya.
Identitas Korban dan Dugaan Sementara
Korban diketahui berinisial R.A., berusia 20 tahun, mahasiswa Universitas Buddhi Dharma semester 4 dari Fakultas Teknologi Informasi. Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik selain bekas jeratan tali pada leher korban. Dugaan sementara, korban melakukan aksi bunuh diri.
Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk memeriksa rekaman CCTV, barang-barang pribadi korban, serta meminta keterangan dari teman-teman dekat dan dosen pembimbing akademik.
Kampus dan Keluarga Berduka
Universitas Buddhi Dharma menyampaikan duka mendalam atas peristiwa tragis ini. Dalam pernyataan resminya, pihak kampus menyatakan akan memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban dan bekerja sama dengan pihak berwajib dalam proses penyelidikan.
“Kami sangat berduka dan terkejut dengan kejadian ini. Saat ini kami fokus mendampingi keluarga korban dan memberikan bantuan psikologis kepada mahasiswa yang terdampak secara emosional,” ujar perwakilan Humas kampus.
Ajakan untuk Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Mental
Kematian tragis ini kembali memunculkan sorotan terhadap pentingnya kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Banyak mahasiswa mengaku sering merasa tertekan oleh beban akademik, tekanan sosial, hingga persoalan pribadi yang sering tak terlihat.
Pakar psikologi mengimbau pihak kampus untuk memperkuat layanan konseling dan membuka ruang diskusi agar mahasiswa dapat mengungkapkan masalah yang mereka alami sebelum terlambat.
“Mahasiswa butuh tempat aman untuk berbicara. Banyak dari mereka yang terlihat baik-baik saja, padahal menyimpan beban berat,” ungkap Dr. Lestari Ayu, psikolog dari Universitas Indonesia.
Penutup
Peristiwa meninggalnya R.A. menjadi pengingat bahwa kesehatan mental adalah hal yang tidak bisa diabaikan. Dukungan dari lingkungan, keluarga, dan institusi pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan suasana belajar yang sehat dan aman. Semoga kejadian ini menjadi refleksi bagi semua pihak untuk lebih peduli dan responsif terhadap tanda-tanda stres dan depresi di kalangan generasi muda.