
Tenggelamnya Kapal Penumpang di Selat Bali
Selat Bali kembali memakan korban setelah sebuah kapal penumpang dilaporkan tenggelam pada Jumat malam, 6 Juni 2025. Kapal yang diketahui bernama KM Putri Jaya itu mengalami kecelakaan saat dalam pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Menurut laporan awal dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), kapal tersebut membawa 67 penumpang dan awak kapal.
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 20.45 WITA, saat kapal sedang berada di tengah perairan Selat Bali. Cuaca buruk dan gelombang tinggi diduga menjadi penyebab utama tenggelamnya kapal. Beberapa saksi mata menyebutkan bahwa air laut mulai masuk ke bagian bawah kapal sesaat sebelum kapal mulai miring dan akhirnya tenggelam.
Upaya Evakuasi dan Pencarian Korban
Hingga Sabtu pagi, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI AL, Polairud, serta nelayan setempat, telah berhasil menyelamatkan 24 orang dalam kondisi hidup. Para korban selamat langsung dievakuasi ke rumah sakit terdekat di Banyuwangi dan Gilimanuk untuk mendapatkan perawatan medis.
Namun, sebanyak 43 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian. Proses pencarian mengalami kendala akibat gelombang laut yang mencapai 3 hingga 4 meter serta cuaca yang tidak bersahabat. Tim SAR tetap melakukan penyisiran intensif dengan menggunakan kapal pencari, helikopter, serta drone pemantau dari udara.
Pernyataan Resmi dari Pihak Berwenang
Kepala Basarnas Bali, I Made Gunawan, menyampaikan bahwa operasi SAR akan terus dilakukan selama 7 hari ke depan sesuai dengan prosedur standar. “Kami memfokuskan pencarian di sekitar titik koordinat kapal tenggelam dan area sekitarnya yang diperkirakan menjadi lokasi hanyutnya korban,” ujarnya dalam konferensi pers.
Pemerintah daerah Bali dan Jawa Timur juga telah mengaktifkan posko darurat dan pusat informasi keluarga korban. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan turut prihatin dan akan mengevaluasi sistem keselamatan pelayaran lintas Selat Bali.
Dugaan Penyebab dan Investigasi Lanjutan
Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengirim tim investigasi ke lokasi untuk menelusuri penyebab pasti kecelakaan. Dugaan awal mengarah pada kelebihan muatan dan sistem keamanan kapal yang tidak memadai. Data manifes penumpang juga sedang diverifikasi, karena diduga ada penumpang gelap yang tidak tercatat secara resmi.
Tragedi ini menjadi pengingat keras akan pentingnya standar keselamatan pelayaran, terutama di jalur-jalur laut yang padat seperti Selat Bali. Masyarakat berharap pihak berwenang dapat segera menemukan seluruh korban yang hilang dan melakukan perbaikan sistemik agar insiden serupa tidak kembali terjadi.