Konsumen di Indonesia kerap kali dihadapkan dengan persoalan beras oplosan yang dijual dengan label premium. Hal ini tentu merugikan masyarakat, terlebih di tengah kondisi harga pangan yang fluktuatif. Untuk menghindari penipuan, penting bagi konsumen mengetahui ciri-ciri beras premium asli dan cara membedakannya dari beras oplosan.

Ciri Fisik Beras Premium

Beras premium umumnya memiliki butir yang utuh, tidak mudah patah, dan warnanya seragam. Teksturnya juga cenderung lebih keras dan kering, serta tidak mengandung kutu atau benda asing. Aromanya wangi alami, terutama jika jenisnya adalah pandan wangi atau rojolele.

Sementara itu, beras oplosan biasanya terdiri dari campuran beberapa jenis beras berkualitas rendah yang sengaja disamarkan. Warna butirnya tidak seragam, ada yang putih, kekuningan, bahkan kusam. Beberapa butirnya juga mudah hancur saat ditekan.

Uji Sederhana di Rumah

Masyarakat bisa melakukan uji sederhana untuk mengetahui kualitas beras. Salah satu caranya adalah dengan merendam beras ke dalam air. Beras premium umumnya tenggelam karena padat, sementara beras oplosan bisa mengapung akibat kandungan campuran yang lebih ringan.

Tes lain yang dapat dilakukan adalah menggenggam segenggam beras selama beberapa detik. Jika tangan terasa lengket atau beras terlalu licin, bisa jadi beras tersebut sudah dicampur zat pemutih atau pengawet yang berbahaya.

Perhatikan Label dan Izin Edar

Membeli beras dalam kemasan resmi dengan label yang jelas sangat disarankan. Periksa apakah ada nomor izin edar dari BPOM atau sertifikasi dari Kementerian Pertanian. Beras premium asli biasanya memiliki informasi yang lengkap mulai dari tanggal kemasan, jenis beras, hingga nama produsen.

Waspada Harga yang Tidak Masuk Akal

Harga juga bisa menjadi indikator. Jika ada beras yang dijual jauh di bawah harga pasar namun diklaim sebagai beras premium, patut dicurigai. Penjual yang jujur tidak akan menawarkan produk berkualitas tinggi dengan harga murah secara tidak wajar.

Upaya Pemerintah dan Edukasi Publik

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian terus melakukan pengawasan serta razia terhadap peredaran beras oplosan. Di sisi lain, masyarakat juga diimbau untuk lebih cerdas sebagai konsumen, serta segera melaporkan jika menemukan indikasi penipuan atau penyimpangan dalam penjualan beras.

Kesimpulan

Membedakan beras premium dan oplosan memang memerlukan ketelitian. Namun dengan memperhatikan ciri fisik, melakukan uji sederhana, dan memastikan legalitas produk, konsumen bisa terhindar dari praktik curang yang merugikan. Edukasi dan kewaspadaan publik adalah kunci utama untuk memastikan keamanan pangan di Indonesia.