Teheran — Pemerintah Iran membantah klaim mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait kesepakatan gencatan senjata. Trump sebelumnya menyebut bahwa Iran telah menyetujui gencatan senjata. Ia mengklaim keberhasilan itu berkat tekanan AS, termasuk sanksi dan ancaman militer.

Namun, Iran menegaskan tidak ada kesepakatan yang dicapai. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyebut bahwa klaim Trump tidak berdasar. Ia menyatakan, Iran tidak bernegosiasi dengan pihak mana pun terkait gencatan senjata, termasuk dengan Amerika Serikat.

Tudingan sebagai Bagian dari Kampanye Politik Trump

Pemerintah Iran menilai pernyataan Trump sebagai bagian dari strategi politik menjelang pemilu AS. Tujuannya diduga untuk mendongkrak popularitasnya di dalam negeri.

“Pernyataan itu adalah propaganda internal untuk kepentingan elektoral,” kata juru bicara Kemenlu Iran. Iran juga menegaskan bahwa mereka tidak dalam posisi terdesak. Menurutnya, negara itu tetap kuat dan siap mempertahankan kedaulatan nasional dengan segala cara.

Ultimatum Diberikan hingga Pukul 4 Pagi

Situasi memanas setelah laporan muncul mengenai ultimatum dari pemerintah AS. Disebutkan bahwa melalui jalur diplomatik tidak langsung, AS meminta Iran menurunkan tensi konflik. Permintaan itu disampaikan dengan batas waktu hingga pukul 4 pagi waktu setempat.

Namun, Iran menolak tekanan tersebut. Menurut sumber diplomatik, Iran tetap teguh pada pendiriannya. Mereka menyatakan bahwa tekanan ekonomi dan militer tidak akan mempengaruhi sikap Teheran.

Respons Dunia Internasional

Sejumlah negara di Timur Tengah dan Eropa menyatakan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan. Mereka menyerukan semua pihak untuk menahan diri.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga angkat bicara. PBB meminta semua negara untuk menghindari tindakan provokatif. Hal ini penting agar tidak terjadi konflik berskala besar yang bisa mengguncang kawasan.

Kesimpulan: Situasi Masih Tegang

Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi soal perundingan bilateral antara AS dan Iran. Iran menegaskan bahwa dialog hanya akan terjadi jika AS mencabut sanksi. Selain itu, Iran juga menuntut penghormatan terhadap kedaulatan nasionalnya.

Situasi di kawasan masih panas. Banyak pihak khawatir ketegangan bisa berkembang menjadi konflik terbuka. Iran menyebut klaim Trump sebagai manuver politik, bukan fakta. Mereka menegaskan bahwa negara mereka tidak akan tunduk pada tekanan luar.