Ancaman Banjir Produk Impor Asal China

Jakarta – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menyatakan kesiapan menghadapi risiko meningkatnya produk impor asal China yang dapat mengancam pasar dalam negeri, khususnya sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ancaman ini muncul seiring dengan tren perlambatan ekonomi China, yang memicu ekspor besar-besaran produk mereka ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyampaikan bahwa China kini mengalami kelebihan kapasitas produksi, dan untuk menjaga stabilitas ekonomi domestiknya, negara tersebut akan berusaha mengalirkan produknya ke pasar global, termasuk ASEAN. Hal ini bisa menjadi tantangan besar bagi UMKM lokal karena banyak produk asal China yang dijual dengan harga sangat murah.

Empat Strategi Utama Hadapi Produk Impor Murah

Dalam upaya melindungi UMKM nasional, Kemenkop UKM telah menyiapkan empat langkah konkret. Pertama, mendorong transformasi digital UMKM agar lebih adaptif terhadap pasar online dan mampu bersaing secara teknologi. Kedua, memperkuat kemitraan UMKM dengan industri besar dan ritel modern untuk memperluas jangkauan pasar domestik.

Langkah ketiga, pemerintah akan memperkuat kebijakan penggunaan produk dalam negeri melalui berbagai program seperti Bangga Buatan Indonesia (BBI). Terakhir, Kemenkop UKM akan mempercepat integrasi UMKM ke dalam rantai pasok industri besar agar daya saing mereka meningkat secara signifikan.

Dorongan Regulasi dan Perlindungan Pasar Domestik

Teten juga menekankan pentingnya regulasi perdagangan yang lebih ketat terhadap produk impor murah. Ia mendesak adanya pengawasan lebih ketat terhadap barang-barang yang dijual secara daring, khususnya yang berasal dari luar negeri dengan harga yang tidak wajar. Ia menilai perlu adanya keberpihakan pemerintah dalam menciptakan playing field yang setara antara produk lokal dan impor.

Kementerian juga mengusulkan revisi regulasi e-commerce agar lebih berpihak kepada pelaku usaha lokal, termasuk pengaturan pajak dan standar produk yang harus dipenuhi oleh barang impor. Hal ini penting agar UMKM tidak hanya menjadi penonton di tengah derasnya arus barang luar negeri.

Optimisme Pemerintah terhadap Daya Saing UMKM

Meski tantangan cukup besar, pemerintah tetap optimistis terhadap daya saing UMKM Indonesia. Jumlah pelaku UMKM di tanah air lebih dari 64 juta unit. Jika diberdayakan dengan baik, sektor ini bisa menjadi pilar utama ekonomi nasional.

Kemenkop UKM juga bekerja sama dengan banyak pihak. Mulai dari pemerintah daerah, swasta, hingga akademisi. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat program pemberdayaan dan peningkatan kapasitas UMKM.

Langkah tersebut penting agar UMKM tidak hanya mampu bertahan. Lebih dari itu, mereka harus bisa tumbuh dan berkembang, meski harus bersaing dengan banjir produk luar, termasuk dari China.